Perempuan 78 Tahun Ini Masih Jualan Sayur di Pasar Padahal Anaknya Sudah Jadi Bupati Timor Tengah, Alasan Dibaliknya Bikin Kagum!

Seorang ibu akan merawat dan membesarkan anak-anaknya hingga menjadi orang sukses dan ukuran sukses masing-masing orangtua pasti berbeda. Ketika anak-anaknya berhasil sukses lalu apa yang akan orangtuanya lakukan? Beberapa dari orangtua ada yang mengharapkan pemberian dari anak-anaknya. Walau memang sudah menjadi kewajiban bahwa setiap anak berbakti kepada orangtuanya.

Namun berbeda dengan Ibu Margareta Manhitu yang telah berusia 78 tahun, berasal dari Timor Tengah. Hingga di usia senjanya, Ibu Margareta masih giat bekerja di ladang padahal anak tertuanya, Raymundus Sau Fernandez sudah menjadi bupati. Lho, kenapa? Kalau anak-anaknya sudah sukses, kenapa gak dilarang? Mungkin pertanyaan ini yang terlintas di benak kalian.

Sponsored Ad

Keempat anaknya tentu sudah melarang ayah dan ibu mereka bekerja. Namun keduanya menolak dan ingin tetap bekerja hingga akhirnya tidak dapat bergerak lagi. Hebat banget! Ibu Margareta ini masih menanam ladangnya dengan berbagai tanaman yang akan dijual di pasar tradisional. Setiap hari Rabu dan Minggu, Ibu Margareta akan berangkat ke pasar menggunakan angkutan pedesaan.

Sponsored Ad

Pendapatan dari berjualan hasil ladang mencapai Rp 150 - Rp 250 ribu tergantung dari jualan yang beliau bawa. Jadi dalam sebulan, Ibu Margareta mendapat uang sekitar Rp 500 ribu dari berjualan di pasar. Uang yang didapat ini dirasa cukup bagi kehidupan beliau dan suaminya bahkan uang pemberian dari anak sering ditolaknya. Beliau menganggap, bahwa anak-anaknya harus fokus pada keluarganya sendiri dan pekerjaannya bukan pada orangtua. Selain itu, Ibu Margareta tidak mau menyusahkan anak-anaknya.

Sponsored Ad

Siapa sangka Ibu Margareta justru masih memberi ‘uang jajan’ dan beras untuk keempat anaknya. Setiap kali hewan ternak telah dijual, uang yang didapat akan dibagi menjadi 5 bagian. Untuk beliau dan suaminya dan untuk keempat anaknya. Jika anak-anaknya menolak, justru mereka terkena marah karena semua yang orangtua hasilkan adalah milik anak-anaknya juga.

Sponsored Ad

Ketika Ibu Margareta diajak untuk tinggal bersama anak-anak, beliau menolaknya karena mempunyai kehidupan sendiri. Cara Ibu Margareta ini tentu membawa dampak kepada keempat anaknya ketika membesarkan anak-anak mereka. “Ini adalah pelajaran hidup bagi kami dan juga cucu, untuk kami bisa meneruskan. Pelajaran hidup ini sangat berarti bagi saya dan adik-adik untuk anak-anak yang kami lahirkan nanti,” ucap Bupati Raymundus.


Semoga kita semua bisa menjadi orangtua seperti Mamak Margareta ini ya. Mengajarkan banyak hal baik bagi anak-anak kita juga bagi orang sekitar kita yang melihatnya.


Sumber : Trans7

Kamu Mungkin Suka