Tahun ini, Hua sudah berumur 62 tahun. Suaminya sudah meninggal sejak lama dan sejak itu Hua yang membesarkan Wei, putra semata wayangnya, seorang diri. Demi Wei, Hua bekerja keras tanpa memperhatikan kesehatannya sendiri. Asalkan semua kebutuhan Wei bisa terpenuhi, maka Hua rela mengorbankan segalanya.

Kini Wei sudah berusia 26 tahun dan masih belum menikah. Hua yang merasa cemas kemudian meminta tolong kerabatnya untuk mencarikan calon istri untuk Wei. Saat akhirnya ada calon istri yang menurut Hua sepadan dengan putranya itu, jumlah mas kawin yang diajukan pihak keluarga sang gadis ternyata sangatlah besar, yaitu sebesar 100 juta. Namun, demi Wei, Hua merelakan semua tabungannya untuk bisa menikahkan Wei dengan gadis itu.

Setelah menikah, karena Hua tidak mampu membelikan rumah baru untuk Wei dan menantu perempuannya, maka mereka bertiga pun tinggal bersama di rumah tua milik Hua. Hingga suatu hari, karena kondisi fisik yang sudah tidak prima lagi, Hua tiba-tiba terjatuh dan pingsan saat tengah mencuci baju di kamar mandi.

Wei yang mendengar suara berdebam pun segera menuju ke kamar mandi. Melihat tubuh ibunya yang terbaring di lantai, Wei segera mengangkat mengangkat dan memindahkannya ke kamar tidur. Sang istri yang mengetahui hal itu langsung berkata, “Kau lihat ibumu yang sakit-sakitan itu, benar-benar tidak berguna! Cepat usir dia dari rumah ini! Kalau kau tidak mau menyingkirkannya dari sini, lebih baik kita bercerai saja!”

Keesokan harinya, Wei mengantarkan ibunya ke pintu luar rumah. Sambil mengulurkan sepotong mantel, Wei berkata, “Ibu, semoga mantel ini bisa menghangatkan tubuhmu di tengah cuaca yang dingin ini. Aku terpaksa meminta ibu pergi dari sini, karena kalau tidak istriku akan menceraikanku.” Mendengar itu, tanpa banyak bicara, Hua pun segera membalikkan tubuh dan beranjak pergi.

Di tengah jalan, Hua tak sengaja menyentuh bagian saku mantel yang tadi diberikan Wei padanya. Saat dia merogoh saku tersebut, ternyata di dalamnya ada uang sejumlah 100 juta dan sepucuk surat yang berbunyi: “Ibu, kemarin aku bertengkar dengan istriku. Jika aku tidak mengusir ibu, maka dia akan menceraikanku. Karena takut dia akan nekat melakukukan sesuatu yang bisa menyakiti ibu, maka aku pun terpaksa mengusir ibu dari rumah. Gunakanlah uang ini baik-baik. Setelah aku selesai mengurus perceraianku dengannya, aku pasti akan datang menjemput ibu.”

Membaca itu, Hua menangis seketika. Awalnya dia mengira Wei adalah anak durhaka, tapi ternyata semua yang Wei lakukan semata-mata adalah untuk melindungi dirinya! Benar saja, setelah urusan perceraiannya selesai, Wei pun segera menjemput ibunya pulang dan menjaganya seumur hidup.

Sumber: foyuan