Aku Menikah dengan Pria yang Tidak Kukenal. Namun Saat Tidur, "Fakta Ini" Terungkap!

Namaku Vony, sejak aku umur 5 tahun ayahku sudah tiada. Sedangkan ibuku harus bekerja banting tulang demi bisa menghidupi keluarga. Aku memiliki seorang adik laki-laki yang lebih muda 4 tahun dariku.


Namun karena ibu bekerja terlalu keras, 2 tahun kemudian akhirnya ibu menyusul ayah pergi. Aku pun jadi anak yatim piatu sejak kecil.

Sponsored Ad

Namun untung masih ada paman dan bibi yang mau setia merawatku. Meskipun penghasilan paman dan bibi tidaklah tinggi, tapi mereka selalu membelikanku makanan enak dan pakaian baru. Aku selalu berterima kasih atas kontribusi mereka kepadaku.


Karena itulah aku berjanji ketika besar nanti akan membelikan rumah bagus untuk paman dan bibi. Setiap kali mendengar janji itu, aku tertawa dan berkata bahwa aku menunggu hari itu tiba!

Sponsored Ad

Setelah aku lulus kuliah, aku bekerja di pabrik garmen selama 3 tahun. Dari gaji yang didapat, aku berhasil mengumpulkan modal untuk membuka toko pakaian kecil.


Penghasilan yang didapat dari jualan baju tidaklah banyak, namun setidaknya sanggup untuk membayar hutang keluarga dan menyimpan sedikit tabungan.

Sponsored Ad

Namun tak lama setelah itu, kondisi tubuh bibi menurun. Awalnya aku sempat kesal dengan Tuhan “mengapa di saat aku mau menunjukkan balas budi kepada mereka, eh kondisi bibi malah menurun?”


Bibi pun harus menjalankan perawatan intens. Semua tabungan sudah habis aku keluarkan. Karena adik baru lulus kuliah dan tidak punya uang, akhirnya semua beban menumpuk di bahuku.

Sponsored Ad

Terpaksa aku juga harus menjual toko pakaian kepada orang lain. Walaupun tidak rela, tapi inilah satu-satunya cara yang harus kulakukan.


Tak lama setelah aku memasang iklan toko pakaianku, temanku berkata “ada seorang pria, kira-kira usianya 20 tahun lebih tua darimu. Ia bersedia membeli tokomu dengan harga tinggi, asalkan kamu mau menikah dengannya!”

Sponsored Ad

Mendengar perkataan itu aku sempat kaget, aku saja belum pernah melihat dirinya, bagaimana bisa aku mau menikah dengannya?


Namun setelah dipikir-pikir, menikah dengan pria tua itu adalah satu-satunya jalan keluar yang aku punya. Aku bersedia menikah dengannya asalkan ia mau membayar semua biaya penyembuhan bibiku.

Sponsored Ad

Ia pun menyetujuinya, bahkan bukan biaya penyembuhan bibiku saja yang ia bayar, tapi ia malah memperluas toko pakaianku, mendekorasinya sebagus mungkin, dan tidak jadi membelinya dariku.

Karena ketulusan dan kebaikan itulah, akhirnya kami pun menikah.


Di malam pertama setelah kami menikah, baru kali itu aku menatap mukanya lama. Ia sama sekali tidak tua, kulitnya masih halus, dan parasnya tampan.

Sponsored Ad


“Mengapa kamu masih terlihat begitu muda?” tanyaku

“Karena aku tidak berusia 20 tahun lebih tua darimu, umur kita hanya berbeda 4 tahun saja!” jawabnya

“Lalu kenapa kau mau melakukan itu semua untukku?” tanyaku

Sponsored Ad

“Karena masa kecilku mirip denganmu, aku adalah seorang anak yatim piatu. Makanya ketika kau menjual toko pakaianmu dan aku mengetahui latar belakang keluargamu, aku tahu beban yang kau rasa!” katanya

“Puluhan wanita telah kukencani, namun ia hanya mengejar hartaku saja. Ketika aku melihat dirimu, aku langsung jatuh hati. Mulai saat ini aku tidak akan membiarkanmu hidup susah, aku akan mewujudkan cita-citamu termasuk kebahagiaan paman bibimu!”


Mendengar ucapannya, aku pun langsung menangis. Aku tahu bahwa ia adalah malaikat yang Tuhan kasih untukku. Di setiap cobaan yang aku lewati, aku percaya semuanya tak akan melebihi batas kekuatanku.

Tulisan dan gambar yang ditampilkan dalam artikel ini hanyalah fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.

Sumber: Foyuan 

Kamu Mungkin Suka